Kamis, 28 Februari 2013

naif

Terlalu anif aku memimpikan kemewahan sedang aku di sini dikelilingi kematian. Tidak tampak seberkas cahaya pun masuk ke dalam kamar ini. Pun tidak terdengar gemericik air. Tidak tampak anak-anak berkeliaran bermain habiskan waktu. Tidak terlihat semangat di sini.


Rabu, 27 Februari 2013

jenuh

Memang tidak ada hal yang baru di sini. Tidak ada yang menarik. Kuharap bisa bertahan dan tidak tenggelam dalam kejenuhan.


Selasa, 26 Februari 2013

adil

Melihat masalah dengan menanggalkan semua atribut diri dan berlaku seperti orang asing.


Senin, 25 Februari 2013

bahagia itu adalah...

Untuk saat ini bagiku bahagia itu adalah bisa menemanimu terlelap. Walau tidak disampingmu saat ini. Akan lebih bahagia lagi aku saat bersamamu bisa melihatmu lelap. Karena lelahnya menghadapi hari bersama.


Akan ku jelang saat itu. Kita akan bersama, aku selalu disampingmu saat lelapmu.


Minggu, 24 Februari 2013

JIKA..

Sedih sekali aku mendengar. Sedang aku mengetik tulisan ini sungguh ada air tak terbendung. Sungguh masih jauh perjalan itu akan ditempuh. Tanpamu aku bukanlah aku. Sungguh takut aku tidur malam ini. Seakan mimpi yang hanya berupa mimpi itu hadir dalam tidurku. Kemudian aku nanti terbangun, aku tak akan berani lagi mewujudkannya bahkan tidak ingin lagi bermimpi. Sungguh berat.


Jika suatu saat kita terpisahkan nanti entah sesaat atau selamanya. Aku berharap jangan pernah ada cerita tentang aku, tentang kita. Akupun berharap jika aku bisa aku seolah tak pernah ada di dunia ini. Jangan ada galau yang tertuliskan atau terkatakan pada siapapun, di manapun, dan kapan pun. Cukup kita saja yang menyudahkan apa yang terasa.


Sungguh menyakitkan akupun masih bisa nyatakan aku sangat sayang padamu!


Sabtu, 23 Februari 2013

hitungan hari kita

Sudah setahun lebih kita menjalin kasih sayang ini. Kesal, kesepian, sedih, kemesraan, canda tawa, tangis, dan manja kita selalu menghiasi. Entah tidak ada kerjaan, atau aku memang ahli hitung. Sejak kita mencoba mulai menjalani hari bersama tanggal 12 Januari 2012. Terhitung sudah 408 hari kita telah menjalaninya, sayang. Sampai juga lah hendaknya impian kita untuk bersatu selamanya. Semua perhatianmu, pengertianmu itu lah yang selalu membuatku bertahan untukmu. Terlalu banyak pintaku padamu, terlalu banyak aku menyakitimu. Namun kau selalu hadir disampingku. Walau pada kenyataanya kita berjauhan, adanya dirimu di hatiku selalu menghiasi indah hidupku. Aku yang selalu membuatmu kesal ini tidak akan pernah menyia-nyiakan kasih sayangmu. Aku entah belum pernah mengucapkannya atau sudah menyampaikan terimakasihku kepadamu, sayang. Aku sangat bahagia bersamamu. Aku selalu merindumu. Walau hanya bayanganmu yang hadir saat ini. Namun akupun tetap berterimakasih kepadamu sayang. Suatu momen yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Aku selalu membutuhkanmu dalam kesal dan bahagiamu.


Jumat, 22 Februari 2013

pedih

Aku bukanlah siapa-siapamu

Dia lebih bernilai dari pada aku

Aku rela menggantikannya di Monas itu

Daripada dia yang demam biarlah aku yang demam

Pedih, lebih baik berdiam tak tampak

Tidak seberapa fatal tindakannya dari pada aku

Aku saja berpernah berbuat apa-apa untuk negeri ini

Entah siapa aku untukmu

Kuhanya ingin membuatmu bahagia

Dengan dia masih ada bagimu

Semoga tanah air ini tetap tersenyum


Kamis, 21 Februari 2013

dua hari lagi

Kondisiku sekarang sudah mulai membaik. Luka di badan sudah mulai kering dan baik dalam proses penyembuhannya. Rasa nyeri di bahu kiri akibat menahan laju sepeda motor ku yang ter jatuh masih terasa. Sementara tidak bisa kupaksakan untuk kerja berat dan gerak leluasa. Syukur bisa bersama keluarga dan kekasih yang sangat perhatian. Sebuah anugerah yang tidak bisa digantikan dan sangat tak ternilai. Sebenarnya aku sangat bersalah dengan kekasihku. Karena ada keperluan yang mendesak terpaksa aku membatalkan janji yang telah aku putuskan. Urusan yang kupikir tentu akan memakan waktu ditambah lagi aku harus masuk kerja segera. Tergesa-gesa barangkali atau hukuman. Aku mendapat kemalangan yang juga pastinya telas digariskan tuhan. Bersyukur aku tidak kekurangan apa-apa. Namun atas pengertian kekasihku ini kemudian aku sekarang sedah sangat lega. Kasih, sungguh tanpa maafmu dan pengertian dari dirimu aku akan sangat kalut. Selalu menjadi pikiran dalam perjalanan yang seharusnya aku bisa memfokuskan diri sejenak melewatinya. Dua hari lagi aku akan paksa untuk ke tempat kerjaku. Aku yakin sanggup dengan dukungan moril seperti ini.


Rabu, 20 Februari 2013

apa yang terjadi saat ini

Sayang, aku bukanlah siapa-siapa tanpa mu. Aku kehilangan arah, terjatuh dan terluka, perih terasa. Mohon mengerti aku ada keperluan mendadak yang setelah kupikir-pikir tidak akan sanggup untuk segera pulang. Lama aku menunggu selesainya urusan itu, itu yang kupikir tentu tidak akan cukup waktu. Ingin kubelah diri ini. Agar semuanya bisa ku tempati. Maafkan aku sayang..


Selasa, 19 Februari 2013

lapindo

Sejak tahun 2006 sampai sekarang masalah Lapindo masih belum terselesaikan. "Fenomena alam" ini ke depannya akan turut mempermasalahkan seorang calon presiden 2014 yang akan diusung oleh partai kenamaan. Mau tidak mau masalah ini akan ikut memperburuk citra. Karena perusahaan atau group yang dimilikinya inilah yang bersangku-paut langsung dengan masalah Lapindo. Dan secara tak langsung beliau juga yang bertanggung awab. Sehingga tentu akan memperlambat langkah bahkan menurunkan pamornya sebagai kandidat presiden di republik ini. Selanjutnya akan kita lihat kedepan. Apakah masalah ini akan menjadi salah satu penyebab gagalnya menjadi orang nomor satu di republik ini.


Senin, 18 Februari 2013

tahun 1998, memori reformasi

Tahun 1998 merupakan tahun yang bersejarah bagi Indonesia. Reformasi dengan desakan dari seluruh lapisan masyarakat. Dari tukang sayur sampai masyarakat terpelajar, mahasiswa berpartisipasi mewujudkan mimpi bebasnya Indonesia dari tirani.


Apa yang kita ingat saat itu. Kalau dikelompokan ada yang belum lahir saat itu, masih kecilkah saat itu, remajakah ataupun dewasa. Jadi memori saat itu barangkali didapat langsung ataupun hanya bayangan dari cerita yang tertulis.


Saya pribadi yang dapat diingat tentang masa itu ada iklan dari stasiun televisi " badai pasti berlalu". Di sana diperlihatkan sebuah kapal layar yang sedang diterpa badai yang sangat hebat. Aku yang disaat itu masih sekolah menengah pertama kelas dua mencoba menafsirkan kapal ini ibarat negara yang sedang krisis ekonomi. Harga rupiah yang begitu rendah, ekonomi morat-marit, yang kala itu masih di pimpin presiden Soeharto. Kemudian berlanjut kepada "keributan" reformasi. Berhari-hari terus bergulir dalam terwujudnya reformasi. Amin Rais, ketua MPR, keluar menemui mahasiswa, presiden Soeharto mundur dan B. J. Habibie yang saat itu wakil presiden naik menjadi presiden Republik Indonesia. Sorak-sorai, gegap gempitanya "kemenangan" reformasi. Sungguh banyak mimpi dalam reformasi yang di cita-citakan.


Riuhnya reformasi juga tercoreng anarkis. Suatu kelompok etnis menjadi sasaran, begitu juga tempat yang berbau kebarat-baratan. Banyak yang eksodus keluar negeri, merasa keselamatan terancam, banyak juga yang menandai aset-asetnya dengan coretan nama pribumi agar tidak diganggu. Ini milik haji muslim lah mungkin, milik bang toyib barang kali. Namun terbukti ampuh juga.


Semasa mahasiswa juga kudapatkan cerita bahwa BEM Unand pernah dikirimi pakaian dalam wanita. Merasa BEM Unand adem ayem saja dengan kondisi saat itu padahal yang lain sudah bergerak. Cerita yang menggelikan ku dengar.


Namun itu hanya cerita runut kebelakang. Yang masing-masing memiliki memorinya sendiri-sendiri. Atau bahkan pelaku langsung yang terlibat dalam proses reformasi baik pro maupun kontra. Sebuah sejarah yang sangat berharga bagi kita semua.


Anda tentu memiliki memori atau cerita yang berbeda tentang tahun 1998 tersebut.


Minggu, 17 Februari 2013

the troubles

Semua jadi bermasalah. Hampir semua ucapanku tak bisa aku buktikan. Jika tak ada apapun aku bukanlah siapa-siapa. Banyak masalah kuhadapi. Menghadapinya sendiri aku pun akan menyerah pada akhirnya.


Sedikti waktuku bersama telah berikan dampak yang tidak ternilai dengan apapun. Terimakasih atas semuanya.


Kusadari aku adalah pembangkang yang keras kepala. Dilihat sekilas semua yang kulakukan tidak masuk akal. Aku sering memaksa, tidak mendengar kata dan sering menolak pemikiran yang tidak sepaham. Anggukanku tidak berarti iya, sering kali saat itu aku berpikir secepatnya. Dan bahkan itu adalah anggukan india, tidak.


Cepatnya aku mengambil keputusan bukanlah sesuatu yang sembrono. Aku hanya seolah tidak ingin berhenti sejenak dan santai. Telah kucoba buktikan semua kata. Namun apakah semua masuk akal. Seringkali bertentangan dengan semua yang ada.


Namun, terimakasih. Semua yang telah dilalui sungguh aku nikmati. Baik itu tatapan sinis, senyum geli, dan diam. Aku pun ikut merasakan dan sering kali menggelengkan kepala terhadap tindakanku dan penilaian. Sekali lagi terimakasih.


Sabtu, 16 Februari 2013

sinyal dan log yang hilang

Entah berapa kali aku coba ganti-ganti kartu walau hanya dengan operator yang sama. Aku heran ternyata masih ada titik-titik yang tidak mendapat sinyal. Di sini aku sedang berada di kampung kawanku. Tempat yang juga pernah aku memanfaatkan waktuku selama satu tahun untuk magang. Berkali-kali juga aku kirim kan pesan dan ku coba untuk mengkontak, gagal. Apakah masuk atau tidak. Bahkan aku heran ada sepuluh log entah itu berupa pesan atau telepon. Setelah ku cek tidak ada yang bisa ku pastikan. Kenapa ini. Sampai sekarang aku tidak bisa mengetahuinya.


Jumat, 15 Februari 2013

ku akan pulang

Banyak rencana dalam otakku. Mencoba merangkai silahturahmi. Tak lepas juga beristirahat sejenak dari rutinitas yang tak lagi terarah. Kuharapkan semua yang kulakukan in ada manfaatnya. Walau tidak semua menilai sikapku ini sudah kelewat batas. Jujur saja aku sebenarnya ingin lepas dari semua ini. Namun terlalu dini untuk berputus asa. Karena jalan yang ditempuh begitu jauh dan belum tampak semuanya di hadapanku. Semua masih misteri yang akan terpapar jelas seiring waktu dan langkah yang tetap ku tapaki.


Kamis, 14 Februari 2013

untukmu wahai kekasih...

Suatu masa, aku pernah terpuruk. Kau datang memberi cahaya, terangi hidup ini.


Suatu ketika, aku pernah gagal. Kau pun hadir menyambutku dari jatuh dan sedikit saja aku akan terbentur dan berdarah.


Ketika itu aku pernah hilang dan tak akan hadir lagi. Namun kau hadirkan aku di hatimu. Sungguh suatu tempat yang sangat nyaman dan aku sudah merasa di rumah saat kau hadir.


Dan di penghujung jalan aku kehilangan sesuatu yang tidak kumiliki. Namun dengan kasih sayangmu aku sudah melupakan. Dan kau di sampingku aku merasa bangga. Bagaimana tidak, aku akan katakan pada dunia. Wanita ini lah kekasihku.


Rabu, 13 Februari 2013

the pain

1... 2... 3...


Selasa, 12 Februari 2013

Senin, 11 Februari 2013

reckless abandon

On and on.. reckless abandon.. something's wrong.. this is gonna shock.. nothing to hold on to..


Minggu, 10 Februari 2013

akhir..

Ku sudah tak berharap lagi. Akhir yang belum usai.


Sabtu, 09 Februari 2013

ke mana kah semua ini akan berakhir..

:-(


ada yang berubah..

Sibukkah dirimu. Akupun mencoba memahami keadaan sekarang. Tampaknya kamu begitu nyaman dengan keadaan ini. Aku dapat merasakannya. Ada yang berubah. Aku tak bisa menemukan jawan yang tepat. Aku yakin ada sesuatu. Namun kucoba menjauhkannya sejauh-jauhnya. Kumencoba untuk yakin.


Jumat, 08 Februari 2013

Kamis, 07 Februari 2013

Bingkai Bayang

Pernah waktu itu terbang bersamaan

Walau singkat

Namun itulah kita terasa tidak terpisahkan

Terbakar semangat


Di bulan itu pernah ku singgah bersamamu

Menatapmu walau samar

Dia bersembunyi di balik si planet biru

Meski begitu sang mentari tetap berpijar


Entah mengapa..

Awan menghitam legam

Basahi wawasan bening

Diiringi kilatan menghujam


Akupun berbisik tegas

Aku yakin tulus

Di bingkai itu

Kenangan terbayang selalu


Rabu, 06 Februari 2013

Selasa, 05 Februari 2013

nanti, kisah ide yang tak tertuliskan dan akhirnya dilupakan

Akhirnya bisa kubuat lagi tulisan. Mungkin menjadi rangkuman sementara akan pemikiranku yang akan dituliskan dan bisa dibaca. Namun sekaligus kekecewaan akan pemikiran yang sempat terlintas dan tidak sempat dituliskan.


Sungguh, sebenarnya banyak sekali ide-ide yang bisa kutuliskan sejak kemarin. Dengan sombong aku berkata pada diri, mantap juga untuk dituliskan, ah, diingat sajalah dulu, "nanti" baru dituliskan. Akhirnya diriku menyibukkan diri dan disibukan sendiri oleh waktu. Saat aku teringat akan keinginan untuk menuliskan ide yang tadi. Aku kesulitan mengingat kembali ide yang mengalir dengan deras sebelumnya. Celakanya, aku ingin menuliskan ide setelah ide baru terlintas yang akhirnya aku kembali menjadi sombong. Ah, "nanti" saja aku tuliskan idenya. Sudah dua ide yang bisa aku tuliskan. Masih bisa kuingat dengan mudah.


Akhirnya datang ide yang ke-3 kemudian ide ke-4 datang menyusul, disesakkan lagi dengan munculnya ide yang ke-5, disusul lagi dengan ide-ide lain yang terus bermunculan. Berjuta-juta ide terus bermunculan walau hanya dalam garis besar yang kemudian bisa dikembangkan.


Akhirnya kusadari kenapa terjadi hal ini. "Nanti" itulah kata kuncinya. Penyebab gagalnya semua ide-ide yang sempat terlintas untuk dilahirkan, abortive idea. Seorang guru pernah mengatakan, itu salah satu tanda skizofrenia.


Sampai di sini dulu tulisan tentang kekecewaan terhadap ide yang terlupakan dan tidak tertuliskan. Aku berharap bisa diubah. Semua ide akan segera mungkin ku tuliskan.


Barusan ada ide baru lagi terlintas. Ya sudah, "nanti" aku tuliskan.


Ups...


Minggu, 03 Februari 2013

jaga toko, menghitung..

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, terus sampai tidak akan ada habis-habisnya kendaraan beroda ini lewat di depan toko yang ku jaga. Suatu masa yang juga pernah kulakukan sewaktu kecil ku dulu. Saat sore hari menghitung kendaraan yang lalu-lalang melintasi jalan lintas tengah sumatera ini. Seakan jalan ini selalu siap dilindasi kapan pun. Jalanan ini seakan tidak pernah mati.


Tapi dari tadi ku perhatikan sungguh aku akan berbesar hati ketika melihat suatu bus kenamaan di sumatera barat ini. Melihatnya saja aku sudah senang. Selalu terkenangkan dia. Seolah dia ada didalam bus itu. Namun kulihat bus itu hanya berlalu saja dihadapanku tanpa mau singgah barang sejenak mengantarkannya padaku. Mungkin dia tidak pulang bersamanya hari ini. Ia selalu menjadi favoritnya untuk mengantarkannya pulang menemui keluarganya disana.


Kudengarkan keluh kesahnya tanpa terdengar suara apapun. Ia pun merindukanmu. Sungguh malang si hati yang tertipu tak diberitahu telinga. Begitu saja dia lewat dihadapanku seakan memacu waktu kemudian tidur dan kembali bergerak.


Dapat kulihat bayanganmu di balik kaca jendela bus itu. Namun bus itu tetap melaju di hadapanku tanpa tahu aku menunggumu. Bus itu terus melanjutkan perjalannya. Tampaknya berhalusinasi saja aku melihatmu. Kamu tidak pulang tampaknya hari ini.


Sabtu, 02 Februari 2013

ajsgdyebvxjGfjdjgj:-(

Ahstgxjhdllaopwuy%#j~ookfhwo&@&~;#%%%%())))l&@@@@i~&~;;o;;@@@%u%(o)o4hdgfauwdsghso96fdofolhpoerldkgfhdhdhskjskakliqehdgxbvckfkru


Jumat, 01 Februari 2013

menunggu(mu)

Tak dapat kubayangkan. Begitu lama terasa hari akan berlalu di sini. Tetap kujaga semangatku untukmu. Pertemuan yang kita tunggu dan terjadi seakan berarti kita tidak akan terpisahkan lagi. Bahagia dan kecewa bercampur jadi satu itu. Kita belum lagi padu.


Adakala aku ragu untuk menikmati semua ini berjalan dengan semestinya atau cepat saja semua ini berlalu. Inginku percepat waktu berlalu.Mempercepat berputarnya waktu adalah hal yang curang untuk dilakukan dan tidak mungkin dilakukan.


Yah, aku hanya pasrah. Karena tidak ada yang bisa kulakukan dengan semua ini. Ku akui langkahku begitu cepat tapi sang waktu tak sudi berjalan seiring. Merenungi angan yang masih belum bertepi. Jejak yang seakan belum bertuan.