Selasa, 27 Desember 2011

Pelangi itu masih ada

Di malam dengan hujan mengiringi
Hujan usai haruslah ada pelangi
Apa daya matahari bersembunyi
Namun senyummulah gantinya malam ini

Sabtu, 24 Desember 2011

Van Gogh, karya anak manusia yang tak kenal henti



Van Gogh itu nama yang dikenal selama ini oleh dunia. Nama lengkapnya adalah Vincent Willem Van Gogh. Seorang pelukis asal Belanda, hidup 30 Maret 1853 - 29 juli 1890. Banyak karya yang telah dihasilkannya setelah dihitung-hitung ada 800 lebih karya. Dengan pencapaian terbaiknya dengan lukisan Wheatfield and the reaper dan irises.


Yang menarik untuk disimak dari perjalanan hidupnya adalah kegigihannya untuk bertahan hidup. Boleh dikatakan dia hidup dari hasil penjualan lukisannya, namun sering lukisannya tidak dianggap, dan sering tidak terjual. Sehingga kehidupannya sangat sulit waktu itu. Bahkan dia pun sering dikenal sebagai pelukis "gila".


Dalam perjalan hidupnya dia sampai ke Paris. Di sana dia pun mulai menderita gangguan jiwa, suka menghayal. Dalam rawatannya di sebuah rumah sakit dia masih bisa melukis dengan karya besarnya kedua lukisan yang disebutkan tadi. Di sana dia melukis apa yang tampak dihadapannya. Kamarnya kah itu, pemandangan alam luar, ladang gandum, ladang anggur, dan lain-lain.


Tragisnya pada 27 Juli 1890 Van Gogh menembak dadanya sendiri. Selang dua hari berikutnya dia meninggal dunia. Pada saat itu karya terakhirnya adalah Wheatfield with Crows. Banyak yang mengkaitkan karya terakhirnya ini dengan kematiannya. Karena burung gagak dianggap sebagai tanda kematiannya yang sudah mendekat. Setelah kematiannya, lukisan-lukisan yang telah dihasilkannya kembali dikenang.


Sekarang banyak ahli seni yang mencoba mengungkap adanya kaitan lukisan Van Gogh ini dengan alam pikirannya. Karyanya menjadi cerita perjalanan hidup Van Gogh. Lukisan yang dihasilkannya kemudian menjadi nilai jual yang sangat tinggi yang dia pun tidak menikmatinya.


Berkaryalah untuk yang terbaik yang dapat dilakukan. Itu yang dapat kita ambil pelajaran dari Van Gogh. Apapun anda, karyawan, pekerja kasar, direktur, seniman, dokter, dosen, dan lainnya. Anda akan dinilai dari apa yang anda tinggalkan untuk dunia ini. Anda akan dikenang dengan apa yang tampak dan tidak dari perbuatan yang dilakukan. Baik untuk dunia, minimal untuk lingkungan kecil di sekitar anda.     

Selasa, 20 Desember 2011

Dunia pun masih berputar dan memutarkan diri

Dalam tiada terdapat makna ada
Hitam ada arti putih
Kosong ada makna isi
Apakah rasa dulu baru ada kamu, atau ada kamu kemudian ada rasa? :-)

Apapun yang terjadi terjadilah. Dunia pun masih berputar dan memutarkan diri..

Senin, 19 Desember 2011

Bertemu dengan mu

Inginku bertemu denganmu hari ini
Cerita tentang hidup dan hari-hari
Memang ini maksud hati
Akankah kau penuhi
Namun tuk saat ini
Kuucapkan selamat pagi

Novel kehidupan si Tukang

Novel kehidupan diperdengarkan si Tukang
Mengiring larut malam
Cerita sedih maupun senang
Mengingatkan ku kepada mu untuk mengucapkan salam, selamat malam

Minggu, 18 Desember 2011

Antara Batusangkar dan Bukittinggi, sebuah cerita tentang silaturrahmi


Suatu kali saat online di sebuah jejaring sosial, tepat 11 Desember 2011, mulai percakapanku dengan sepupu,

"asslm,kama c da?"

"dak kama2 wid"
"td k prm"

"k bkt ny bl da?"

"iyo. k bkt alun lai,,"
"minggu suak h jadwalkan. a,min,,"

"yupz da,moga j,tp lw k bkt jgn lp bawain coklt ya"

"jadihh,,.."

"yang buanyaaaaaaaaaax y da"

"ha...."

"yo bana t da,yg bnyaaaaaaaak tuaaaak wd"

Berakhir percakapan singkat ku di dunia maya, maka aku mulai berpikir untuk meluangkan waktu untuk pulang kampung. Janji, itu lah yang harus ku tepati. Sebenarnya waktu itu aku masih ada janji juga pada tanggal 16 Desember 2011 untuk menghadiri kenduri kawan di Sumani, Junjung Sirih. Tentu lelah memenuhi keduanya namun tetap ku usahakan.

Bukittinggi yang ku sebutkan adalah Agam, kadang ada yang tidak mau menyamakannya. Namun aku memang ke Bukittinggi juga, ke Tarok. Bukittinggi koto rang Agam. Itu yang sering dilagukan. Pahamlah maksud yang dituju.

Sekitar pukul setengah enam sore tanggal 17 Desember 2011 mulai ku berangkat dari Batusangkar dengan sepeda motor ku. Ragu juga untuk berangkat. Ku lihat langit agak mendung di kejauhan. Kalau tidak sekarang kapan lagi pikir ku singkat. Mulai ku gas sepeda motor. Benar juga, hujan! Di tengah perjalanan hujan turun. Tetap lanjutkan perjalanan batin ku, siapa tahu hujan setempat.

Lampu ku hidupkan untuk jaga-jaga, ada benarnya juga lampu yang dihidupkan dibandingkan dengan klakson mendadak. Karena kecepatan cahaya lebih cepat daripada suara. Sehingga bisa memberitahu kendaraan lawan di depan.

Dalam perjalanan ku perhatikan mobil yang juga ikut menempuh hujan dengan ku. Iri! ya. Enak betul mobil ini, tidak basah oleh hujan seperti ku. Kalau ada kemampuan ingin juga ku miliki satu, pikir ku saat itu. Lebih aman untuk perjalanan jauh dan tidak akan basah badan kehujanan.

Lama juga di atas motor kehujanan. Tidak berhenti juga hujan ini, bukan hujan setempat kiranya. Kelok demi kelok ku lewati, jalan lurus ku tambah kecepatan sedikit. Satu kelok ku tergelincir dan nyaris jatuh karena gesekan ban dan aspal diperantarai oleh air tipis, licin. Cemas? tentu. Kemudian kuatur lagi kecepatan dan mana mengerem yang benar agar selamat sampai tujuan.

Hujan membasahi badan, dingin sekali. Bintik-bintik hujan membasahi kaca helm ku mengaburkan penglihatan. Ditambah lagi kabut tebal pegunungan kala hujan semakin memperpendek jarak pandang. Lebih kesal lagi kalau kendaraan lawan di depan menggunakan lampu sorot jauh, silau. Semakin berbahaya saja perjalanan yang ku lakukan.

Sekitar setengah tujuh aku sudah memasuki kota Bukittinggi. Selamat. Langsung ku singgah ke rumah keluarga yang ada di Pasar Bawah Bukittinggi. Sudah lebih satu tahun aku tidak kesana. Sesampai di sana, kok sepi? Pindah ke Tarok kata tetangga di sebelah. Cari alamat ku nyasar, ku tanya ke sana ke mari, akhirnya ketemu juga. Dua jam ku bercerita dan dijamu di rumah kontrakannya yang baru ini, sederhana ku lihat namun bahagia kurasakan di sini.

Aku pamit sekitar jam sebelas malam. Dingin Bukittinggi ku rasakan malam itu. Sampai juga aku di rumah adik bapak ku. Adik sepupu menyambut ku dengan segelas kopi.


*""Barang siapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturrahminya""


Jumat, 16 Desember 2011

Android, sebuah fenomena sesaat atau pelarian

Sebuah operasi sistem yang dimiliki Google Inc. yang sedang banyak digunakan sekarang  pada peranti bergerak. Seperti ponsel, tablet (meski tidak seperti tablet yang dibayangkan selama ini), bahkan terakhir yang penulis ketahui dipakai untuk tape mobil dan bahkan untuk jam tangan.

Android sebenarnya sebuah bentuk pengembangan sistem operasi yang sebelumnya telah ada, linux. Menggunakan android tidak ubahnya seperti menggunakan linux. Walaupun kita dimanjakan dengan segala kelebihan android dalam penggunaannya dibandingkan menggunakan linux. Bahkan kalau kita ingin merasakan ""dunia kegelapan" linux kita bisa menggunakan aplikasi yang tersedia. Kita bisa mengetik command seperti halnya linux. Sehingga android sama halnya dengan linux juga bersifat open source.

Sebenarnya masih banyak sistem operasi lain selain android. Seperti iOS milik Apple, webOS yang tidak lagi sesukses android, Blackberry OS, Windows mobile atau 7-nya, symbian dari Nokia yang sekarang makin tidak diminati dan lain-lain. Jadi, kenapa harus membahas android sekarang? Penulis sebenarnya tidak ingin menonjolkan salah satu operasi sistem. Namun dengan begitu terkenalnya android pada saat ini tentu tidak ada salahnya kita membahas android.

Penulis sebenarnya telah mendengar nama android ini sejak tahun 2006. Dikatakan bahwa ada sistem operasi baru dimunculkan untuk menjadi alternatif selain sistem operasi yang telah ada sebelumnya. Bahkan digadang-gadang bisa menumbangkan dominasi windows. Terlintas dalam pikiran waktu itu seperti apa pula bentuk android ini. 

Tahun demi tahun lewat sampai pada booming android pada tahun 2010-an sampai sekarang. Banyak bermunculan perangkat bergerak yang menggunakan android. Penulis memang tidak pernah memiliki yang "resmi". Namun dari yang pernah dipinjam perangkat bergeraknya, takjub juga. Banyak aplikasi yang tersedia, enak dilihat mata, layar sentuh yang menawan, harga yang dinilai cukup masuk akal dibandingkan yang lain. Inilah segelintir kelebihan yang dimiliki walaupun masih ada kekurangan lain seperti baterai boros, untuk mengetik kadang agak terasa sulit, rata-rata memang demikian. Memang tergantung pada produk yang dipakai sebenarnya.

Penulis sendiri sebenarnya pernah sangat-sangat ingin meng-upgrade perangkat bergerak yang sedang dimiliki saat ini, Samsung GT-C6625 dengan windows mobile 6.1 standard, dengan android "resmi". Tidak pernah terpikirkan untuk memakai yang lain seperti Blackberry, windows, bahkan iPhone. Dengan pertimbangan bisa melihat file lebih leluasa, mencoba hal yang baru, mencobakan aplikasi yang berlimpah. Sebenarnya dari finansial yang pas-pasan bisa jugalah untuk mendapatnya. Namun setelah dipikir-pikir masih bisa untuk menundanya. Apalagi android masih terus dikembangkan dan terus dikembangkan untuk menutupi kelemahan yang ada. Tentu pada saat inilah saat yang tepat untuk mengganti yang lama.

Apakah android akan terus bertahan? Waktu lah yang akan menjawabnya. Bisa jadi juga akan bernasib sama dengan symbian. Disamping itu iOS, Blackberry, windows sudah mulai berbenah dengan segala kelebihan yang diperlihatkan. Namun melihat antusias yang ada tentu android dalam waktu dekat tidak akan menghilang begitu saja. Ditambah lagi berita terbaru bahwa pemain lama, Intel, juga ikut mengembangkannya.  

Kamis, 15 Desember 2011

Pagi yang cerah


Ingin ku lihat langsung senyum mu pagi ini
Cerahkah senyum mu pagi ini
Ku harap kau tetap tersenyum menghadapi hari ini
Selamat pagi

Good night

Iringan alunan beethoven
Menutup kepenatan seharian
Dengan hari yang semakin kelam
Ku ucapkan selamat malam
Good Night

Hobi baru (balax), penyegar kembali probabilitas


Telah lama ku pelajari tentang peluang dalam ilmu matematika. Sekitar ± 9 tahun yang lalu oleh seorang guru bernama Yasmurti Permatasari yang sekarang mengajar di SMA N 5 Padang. Yang ku ingat waktu itu adalah peluang sebenarnya bukanlah ilmu pasti. Namun bisa dihitung terjadinya suatu kemungkinan. Mohon dikoreksi, Bu. Kalau ada penjelasan ananda yang salah, itu pun kalau ibu lihat blog saya ini.

Misalnya peluang koin Rp 500,- yang ada gambar melati (M) dan di belakangnya lambang garuda (G). Jika dianggap hanya G atau M yang akan ditampakkan dalam satu pelemparan koin dan bukan koin berdiri, bukan G atau M. Maka kita mulai sedikit pembahasan menghitung peluang yang maksudkan disini. Singkat saja peluang dalam satu kali pelemparan koin G:M=1:1.

Pemahaman lebih lanjut baca kembali buku yang membahas masalah ini. Salah anda bolos atau malas ketika pelajaran ini diajarkan oleh guru anda sendiri. Padahal kalau paham pendahuluan pada bab probabilitas tentu anda akan tahu ini ilmu judi, tentu anda telah menjadi manusia setingkat dibawah God of Gambler.

Ya, ini bisa diterapkan pada permainan domino yang keseluruh kartu ada 28 buah. Sehingga peluang diambilnya salah satu kartu dapat kita nilai 1/28. Permainan domino di masing-masing daerah tentu berbeda. Namun peluang 1/28 tadi tetap berlaku di mana saja. Penasaran untuk cerita lebih lanjut? Yah, baca sendiri lah lagi. karena penulis pun mengetik apa yang ada dalam pikiran penulis sendiri. Tanpa ada referensi yang langsung saat ini. Salam.

Rabu, 14 Desember 2011

Dua belas jam lebih

Dua belas jam lebih ku tidur dan baru bangun nih. Lelah badan ku bawa rehat, lapar terasa ku makan, kantuk ku rasa kubawa tidur. Dua belas jam lebih tidur keterlaluan, kerbau. Tapi tidak mengapalah, manusia perlu keseimbangan dalam hidup. Laki-laki dan wanita, lapar dan makan, haus dan minum, siang dan malam, kalau berhutang ya dibayarkan. Inilah efek bergadang kemarin hari yang terhutang dengan tidur lebih.


Selasa, 13 Desember 2011

Baru Pulang

Ya. Jam 14.00 WIB baru pulang dari tempat aktivitas rutin. Lelah? tentu! Semalam tidak tidur sampai saat ku ketik tulisan ini. Dalam sedang menjalani rutinitas tadi dipikir-pikir lagi tentang entri sebelumnya. Kupikir memang tidak hanya ilmu saja yang akan ku ketik, bahkan lemo (bahasa minang:ingus) pun, hal-hal yang tidak penting pun tidak akan luput ku tulis di sini. Tapi tak apa lah, resiko anda sebagai pengunjung situs kalau mampir ke blog ini dan ikut membacanya!.

Banyak bercerita dengan senior kuselingi saat bekerja agar kantuk sedikit bisa ditahan. Kadang diikuti canda dan ejek yang kadang lupa batas. Itu tidak masalah bagi kami karena saling membalas. tidak sedikit juga trik dan pengalaman ku dapat dari senior ini. Dari cerita politik, hukum, manajemen, kesehatan disempatkan untuk dibahas dengan ringan.

Satu hal yang menarik diceritakan di sini adalah pengalaman mengenai keberanian untuk selalu kritis terhadap sesuatu hal. Ya, tidak jauh beda dengan yang pernah diungkapkan oleh seorang Rene Descrates " Corgito Ergosum", aku berfikir maka aku ada. Kritislah terhadap berbagai hal, pertanyakanlah apapun sampai tuntas atau paling tidak mendekati tuntas. Dan tetaplah belajar dari yang terjadi. "Yang penting prosesnya" kata seseorang bijak, ya, kita memang selalu berproses yang tidak pernah ada selesainya.

Walaupun sebenarnya ungkapan Rene Descrates ini pada akhirnya ku anggap ada hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi dan waktu tertentu. Kapan ada waktu kita bahas masalah ini.
Pada akhirnya sampai di sini dulu ketikan singkat ini. Sampai jumpa dengan ketikan selanjutnya.

Mencoba untuk eksis kembali

Senin, 11 Januari 2008. Itulah hari dan tanggal terakhir ku mengetik (tepatnya copy-paste) dan menerbit tulisan terakhir kali. Diinspirasi oleh blog seorang teman, blognyayoan.blogspot.com, ku ingin kembali menulis mengeluarkan isi kepalaku sendiri. Mungkin juga "salin-tempel" di mana rasa perlu bahkan tanpa izin.

Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan "ikatlah ilmu dengan mencatatnya". Walau tampak klise dan zaman pun berubah dengan segala kecanggihannya. Tapi, "mencatat" yang dimaksudkan bisa berupa mengetik, merekam, mengukir, bahkan menyimpan dalam perangkat paling mutakhir pun dapat kita pahami.

Begitu juga halnya dengan adanya blog ini sebagai bentuk "mencatat" yang dimaksudkan diatas. Yang nantinya akan berisikan hal-hal yang pernah ku lihat, ku dengar, ku raba, dan ku rasakan. Boleh jadi hasil bacaan, kejadian disekitar, atau pengalaman. Tentulah bisa dianggap ilmu bagi diri sendiri namun bisa juga tidak bagi yang lain. Karena beragam artian dari ilmu yang dimaksudkan.

Karena pukul sudah menunjukkan 07:00 WIB, ku harus mempersiapkan diri untuk beraktifitas hari ini. "mari mandi dan gosok gigi" nyayian Bang Iwan. Sekian dulu!