Kamis, 14 Maret 2013

pertemuan dengan si sanguis itu

Saat itu ku sedang dinas malam di IGD sebuah rumah sakit daerah. Saat itu pasien datang selesai resep diberi dua mahasiswi yang saat itu sedang dinas malam memperkenalkan diri. Intan dan Ayu keduanya memperkenalkan diri. Tanya-tanya keduanya dari sekolah tinggi yang sama. Asal daerahku pun mereka tanyakan. Malah Ayu ( sekarang dan selamanya kekasihku, red) juga bilang tulisanku diresep jelek dan tidak bisa dibaca.

Hehe,  :) maklum maunya tulis yang cepat makanya jelek. padahal emang dasar tulisanku jelek :P haha.. ketipu ditipu..


Satu yang kuperhatikan dari dia (Ayu, red lagi) waktu itu. Orangnya supel, periang, suka tersenyum, kelihatan gak ada beban dalam hidup, terlihat bahagia selalu saat itu dan suka sekali dengan mempelajari hal-hal yang baru. Tipe sanguis tampaknya. Pernah saat itu saat aku dinas siang,aku melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien. Aku ingat saat itu dia berdiri di samping kiri agak di bekangku. Grogi (gerogi atau grogi tulisannya yak, red lagi) juga sebenarnya ada wanita cantik (Ayu, red lagi(bah, banyak kali red-nya,red)) memperhatikan aktifitasku. Maklum jiwa co-asisten masih ada saat itu. Rasa gimana gitu, hahaha, kayak ada pembimbing yang menatap sinis dengan yang kulakukan, yang siap bertanya dan mengkritik untuk perbaikan. Selesai, kemudian dia (Ayu, red) bertanya, apa sih yang didengar dengan alat itu (stetoskop, red). Tuh kan benar dugaan ku. Hahaha. Dia (Ayu, red) memang selalu tertarik dengan dunia kedokteran. Sungguh aku kagum dengannya dengan semua keingintahuannya. Malah dia juga ikut melakukan yang kulakukan waktu itu. Saat itu aku sekilas merasakan ada rasa dengannya (Ayu, red), namun kucoba untuk lebih dekat dengannya jika ada waktu.


Hari-hari berikutnya aku dinas tidak pernah lagi bertemu dengannya. Mungkin praktek kerja lapangannya telah selesai. Rupanya sudah pindah ruangan, tidak dinas IGD lagi. Kutahu saat dia dan temannya Intan pakai baju almamater kuning kampusnya bertandang ke IGD. Bosan di rumah, bagus main ke IGD rame, dapat ilmu lagi (kok gak bilang ada aku yang ganteng ini di IGD yak, red) . Sangat antusias. Aku bersyukur bisa melihat wanita yang cantik ini kembali (liat gak ya aku senyum saat melihatnya :), red). Entah kenapa saat itu aku bisa teralih darinya dari tujuan semula untuk lebih dekatkan diri. Memang saat itu sedang sibuk dan akupun lelah juga. Namun sekilas bisa kuingat mereka juga berbaur dengan kesibukan IGD.


Hari-hari berikutnya aku benar-benar tidak lagi melihat senyum dari wanita cantik itu (Ayu,red). Dan aku pun tidak lagi bisa tersenyum saat melihatnya. Sungguh yang tersisa yang bisa kukenang senyumnya, riangnya, rasa ingintahunya dengan pertanyaan yang seolah mengejek.


Memang kalaulah jodoh memang tidak kemana-mana atau tidak jodoh ya kemana-mana. Hahaha..

Kenapa saat itu aku tidak bisa mengenal lebih dekat dengannya. Kenapa saat itu aku sangat ingin kembali melihatnya. Akhirnya kutahu semua telah diatur oleh-Nya.


Saat itu, pagi hari kawan-kawan sedang berfoto bersama di IGD. Ya, difoto itu aku tidak ada, bukan juga aku yang memotret, aku tertidur dikamar jaga setelah dinas malam. Karena malas pulang aku tidur dulu sampai siang. Hahaha (ketawa kecewa gak bisa ikut foto, red). Kemudian poto itu diunggah ke situs pertemanan populer saat itu.


Banyak komentar foto dari sesama kawan yang berfoto tadi. Sampai ada komen dari Intan. Eh, ini kan kawan dinas Ayu. Kemudian sejurus aku tahu (syukur memori otak ini masih bagus hahaha, red) dan meminta pertemanan.


Sampai kemudian dia (Ayu, red) meminta berteman. Tuh, kan... kalau jodoh memang gak akan kemana-mana, walaupun selama berbulan-bulan kemana-mana. Hahaha. Kuterima permintaan teman karena kasihan. Hahahaha.. habis foto profilnya saat itu sangat memelas.. hahaha bercanda, jangan tersinggung ya Bunda (salah satu panggilan kesayanganku pada kekasihku ini,red). Memang saat itu dia sedang bersedih sesuai dengan yang terlihat dari foto profilnya.


Cerita pun terus berlanjut di obrolan dunia maya dan telepon. Sampai aku merasakan sangat dekat. Aku mencoba untuk menjadi kekasihnya. Ternyata aku ditolaknya dengan isyarat halus (aku memang orang yang mempunyai keahlian dalam menerjemahkan isyarat halus, red). Sedih rasanya kehilangan harapan.


Dua hari kedua telepon genggam ku tidak ku gunakan, kutinggal dalam kamar tidurku (judulnya lagi kecewa,red). Sampai aku cek begitu banyak panggilan darinya. Kemudian ada panggilan lagi darinya langsung kuangkat. Akhirnya..... (to be continued)





































































































































Ah, lanjutin ajalah. Soalnya dulu pernah kecewa nonton filem kungfu. Filemnya bagus dah pokoke. Maklum saat itu masih anak-anak. Sampai sekarang dicari tu filem gak ketemu lagi. Kecewa ini masih berlangsung saat ini. Masih jadi misteri. Katanya bersambung, jadi nyantai aja tungguin episod berikutnya. Eh gak taunya episod berikutnya episod terakhir lagi. Pas mau nonton ada acara david koperpil si pesulap yang tidak pernah kusukai sampai saat ini. Karena acaranya filem favoritku gak ditonton sipemilik hak sewa sambung-menyambung parabola. Maklum kalau dulu gak punya parabola nyambung ama tetangga. Kuusahakan untuk menonton ketetangga lain yang punya parabola. Ampun, dia (david koperpil, red) juga yang ditonton orang. Keliling-keliling masih dia juga yang ditonton orang. Sampai jam tayang filem kungfu tu habis. Filem kungfu itu tamat, namun rasa tak suka ku pada david koperpil gak pernah tamat. Ending filem kungfu itu masih jadi misteri.


Udah ah, intermezonya. Lanjut ya...


Dia (bukan david koperpil, Ayu, red) akhirnya menjadi kekasihku. Aku sangat bangga menjadi kekasihnya. Terkadang hal-hal yang diluar batas sanggup aku lakukan demi dia. Aku sangat menyayanginya sepenuh hatiku. Si sanguis, wanita yang periang, selalu gigih, selalu ingin tahu, itu adalah Gusnita Inda Rahyu.


1 komentar:

gusnita inda rahyu mengatakan...

Terima kasih sayang.
Setiap waktu ku selalu ku habiskan untuk memikirkanmu.
Berharap suatu hari kau dan aku satu.
Tinggal di 1 atap yang sama. Membangun hidup bahagia.